Molaritas Johari 2011
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya: Dalam menentukan kadar asam cuka, metode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. Persamaan ic la 386. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan di mana asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Keadaan di mana titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna disebut titik akhir titrasi.
Soal mikrometer sekrup contoh soal molaritas contoh soal model matematika. Contoh kasus jendela johari contoh kasus ketahanan nasional contoh kasus. Contoh naskah iklan layanan masyarakat 2011 contoh narasi iklan layanan. Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. (Johari, 2011) Alat dan Bahan; Bahan: NaCl 0,1M (garam dapur) C 6 H 12 O 6 0,2 M (glukosa) C 11 H 22 O 11 0,02M (sukrosa). John dan Rachmawati.
Jadi, untuk memperoleh hasil titrasi yang tepat, maka selisih antara titik akhir titrasi dengan titik ekivalen harus diusahakan seminimal mungkin. Hal ini dapat diupayakan dengan memilih indikator yang tepat pada saat titrasi, yakni indikator yang mengalami perubahan warna di sekitar titik ekivalen. Perubahan pH pada Titrasi Asam Basa Pada saat larutan basa ditetesi dengan larutan asam, pH larutan akan turun. Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa, maka pH larutan akan naik. Jika pH larutan asam atau basa diplotkan sebagai fungsi dari volum larutan basa atau asam yang diteteskan, maka akan diperoleh suatu grafik yang disebut kurva titrasi. Kurva titrasi menunjukkan perubahan pH larutan selama proses titrasi asam dengan basa atau sebaliknya. Bentuk kurva titrasi memiliki karakteristik tertentu yang bergantung pada kekuatan dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.
Kurva titrasi asam basa: HCl dengan NaOH. Sumber: Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education Dari kurva tersebut dapat disimpulkan: • Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit • Perubahan pH drastis terjadi sekitar titik ekivalen • pH titik ekivalen = 7 (netral) • Indikator yang dapat digunakan: metil merah, bromtimol biru, atau fenolftalein.
Namun, yang lebih sering digunakan adalah fenolftalein karena perubahan warna fenolftalein yang lebih mudah diamati. Titrasi asam lemah dengan basa kuat Sebagai contoh, 40 mL larutan CH 3COOH 0,1 M ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit.
Berikut kurva titrasi berwarna biru yang menggambarkan perubahan pH selama titrasi tersebut dibandingkan dengan kurva titrasi HCl dengan NaOH yang berwarna merah. Kurva titrasi CH3COOH dengan NaOH dan titrasi HCl dengan NaOH (Sumber: McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. Chemistry (7th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.) Dari kurva tersebut dapat disimpulkan: • Titik ekivalen berada di atas pH 7, yaitu antara 8 – 9 • Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih kecil, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±10 • Indikator yang digunakan: fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena perubahan warnanya terjadi jauh sebelum tercapai titik ekivalen.