Kimia Dasar Pdf Itb
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Lagu midi style lirik. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 1 PERCOBAAN II REAKSI ASAM DAN BASA PENDAHULUAN Dalam perkembangannya, teori asam basa dimulai dengan mengklasifikasikan zat-zat menjadi asam atau basa didasarkan atas sifat-sifat karakteristik yang ditunjukkan oleh zat-zat tersebut dalam larutan air.
Sifat ini antara lain (bagi asam) memerahkan lakmus, mempunyai rasa asam, dan bereaksi dengan basa membentuk garam; sedangkan basa mempunyai rasa pahit, licin, dan membirukan lakmus. Teori asam basa: 1. Arrhenius (tentang pelepasan H+ atau OH– di dalam air) 2. Bronsted – Lowry (mengenai donor dan akseptor proton) 3. Lewis (tentang donor dan akseptor pasangan elektron) Pada tahun 1909, Sorenson mengajukan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion hidrogen. Yang dimaksudkan dengan pH suatu larutan adalah minus logaritma (–log) konsentrasi ion hidrogen.
PH = –log [H+] Salah satu cara untuk menentukan konsentrasi ion H+ atau konsentrasi suatu asam atau basa adalah dengan metoda titrasi. Titrasi adalah suatu metoda atau cara menentukan konsentrasi zat menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Titrasi dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, yaitu titrasi asam basa, titrasi reduksi oksidasi, titrasi kompleks dan titrasi pengendapan. Pada titrasi, ada dua titik penting yang wajib diketahui, yaitu titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekivalen adalah titik atau kondisi ketika jumlah asam ekivalen (sebanding) dengan jumlah basa.
Sedangkan titik akhir titrasi adalah titik ketika indikator mengalami perubahan warna. Perbedaan antara titik ekivalen dan titik akhir titrasi disebut kesalahan titrasi.
Buku-kimia-dasar-1-penerbit-itb - Buku Kimia Dasar 1 Penerbit Itb downloads at Ebooks-kings.com - Download free pdf files,ebooks and documents - Intisari Konsep Kimia Dasar Jilid-1 i - Penerbit Graha Ilmu.
Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi asam basa dengan indikator visual dan menggunakan pH meter (potensiometer). Gambar 2.1 Kurva titrasi asam basa Indikator asam basa adalah semua zat yang memberikan pengamatan yang berbeda pada kondisi asam dan basa. Jika perbedaan pengamatan tersebut dapat dilihat kasat mata maka disebut sebagai indikator 2 visual. Indikator asam basa yang banyak digunakan antara lain fenolftalein, metil merah, dan metil jingga. Setiap indikator asam-basa memiliki warna khas pada rentang pH tertentu. Pemilihan indikator sebelum titrasi dimulai merupakan hal yang sangat krusial untuk mengurangi terjadinya kesalahan titrasi. Alat yang dapat mengukur pH disebut pH meter.
Pada umumnya, pH meter dibuat berdasarkan prinsip potensiometri. Potensial yang terdapat di larutan akan sebanding dengan –log konsentrasi ion H+ (berdasarkan persamaan Nernst). Dengan mengetahui potensial larutan maka dapat diketahui pH larutan tersebut. Pada percobaan Anda akan diminta untuk membandingkan hasil antara titrasi visual dan titrasi potensiometri.
Pada titrasi, ada beberapa istilah penting yang harus diketahui seperti larutan standar baku primer, larutan standar baku sekunder, dan analit. Larutan standar baku primer adalah larutan yang mengandung senyawa kimia yang jumlahnya atau konsentrasinya diketahui dengan pasti dan tepat. Beberapa syarat senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan larutan standar baku primer adalah sebagai berikut: tidak higroskopis, stabil, konsentrasinya tidak cepat berubah dan memiliki massa molar yang relatif besar. Larutan standar baku sekunder merupakan larutan standar yang dibuat dari senyawa yang konsentrasi/jumlahnya tidak diketahui dengan pasti. Larutan standar baku sekunder dibakukan menggunakan larutan standar baku primer yang konsentrasinya telah diketahui dengan tepat. Analit adalah zat yang menjadi tujuan akhir pengukuran.